Jumat, 19 Februari 2016

Senandung Kehidupan

Di suatu pagi yang cerah,
di hari angin berhembus menyegarkan
menerpa wajah mungil yang sedang tertawa lepas.
Kumpulan wajah-wajah nan polos dan hanya menampakkan kegembiraan itu sangat indah dipandang,
tanpa peduli lelah
tanpa peduli keringat yang bercucuran di dahi dan leher mereka,
tetaplah mereka berlarian kecil 
berteriak, memanggil-manggil nama masing-masing
dan tertawa
dan berguling-guling di rumput hijau yang lembab.
Mereka bermain seakan itu adalah dunia milik mereka sendiri
sekumpulan teman yang tidak memikirkan masalah
hanya bersenang-senang.
Hingga suatu ketika,
daun-daun di pohon mulai berguguran,
bunga yang mekar kemudian layu,
kayu dan atap yang mulai lapuk,
dan tumbuhlah mereka menjadi dewasa,
sebuah pribadi yang terbentuk dari asuhan orang tua,
sebuah sosok manusia yang akan menjadi penerus generasi 
sebuah sosok manusia yang akan mengisi bumi ini dengan sesuatu yang menyenangkan.
Sungguh, sangat ingin dilihat tapi tidak ingin terjadi
ingin melihat mereka berbagi,
bertemu dengan banyak lagi kawan baru
menjadi dewasa dan memuali diri menjadi manusia yang baru
dan akhirnya akan merasakan yang semua orang akan rasakan.
Ingin rasanya hanya meliaht tawa kecil bahagia mereka,
melihat mereka bermain-main di rerumputan,
berguling-guling tanpa takut
tak ingin melihat mereka pergi ,
ke balik mejanya dengan setumpuk kertas menutupi wajah mungilnya yang telah berubah.
Tapi itu semua hanya semu
Ini adalah kenyataan
Hadapilah,
menangislah
tapi hanya hari ini saja,
esok harus tersenyum dan tertawa untuknya..


END